Pemuda Luka
Wajahku dipenuhi kucuran keringat, Mataku kekeh menatap arah tembok besi, Sekujur tubuhku benar-benar hancur jika dibenturkan tameng baja Selagi nyanyian perjuangan mulai didengungkan, Puisi-puisi kepedihan mulai diluncurkan, Sajak bahkan umpatan masih terus ditodongkan, Aku takkan mundur sejengkalpun. "Ujar Komar" Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana jadinya jika peluru meluncur padaku? Bagaimana jika binaragawan negara melawan? Apakah aku masih bisa utuh? Saat itu, Panas sang surya mulai menusuk sum-sum tulang Kerahan otot binaragawan negara pun berdatangan Suara masih tetap keras, dan akan semakin mengeras Wahai teknokrat.. Kami pemuda bukan sang penerka Didepan istana kerajaanmu Dibawah matahari yang jadi saksi Memperjuangkan rakyat! Rakyat sengsara, Rakyat yang tak bisa bicara, Rakyat yang dimelaratkan, Sedang kau bersemayam dalam ruang kedap suara. Apa ini belum cukup iba? "Jawab, bangsat!!" pekik Komar Kami s