Bertaruh dengan "harapan"
Hujan hari ini tak kunjung mereda, angin masih berhembus kencang menerpa pepohonan yang berdiri, air mulai menggenang disetiap sudut jalanan. Namun aku tahu hujan tak setiap detik akan turun, angin tak selalu kencang, dan genangan tak akan bisa lama bertahan. Terlintas ingatanku pada masa itu, saat aku menjadi seorang pejalan kopi, kerjaanku tak jauh dari warung ke warung kopi mencari sesuatu yang bagiku dapat berarti. Tiap hari lebih dari 1/3-nya aku bersanding dengan secangkir kopi hitam pahit yang selalu ditemani beberapa gulungan tembakau yang terkemas rapi. Sementara waktu sisanya kugunakan bercumbu dengan buku. Betapa cintanya aku dengan secangkir kopi, sampai lupa dengan singkatnya waktu yang semakin sempit untuk menjalani kehidupan yang berharga ini. Kupikir dengan aku mencintai kopi dan buku aku dapat menemui kebijaksanaan pemikiran seperti yang telah lama para cendikiawan ramalkan. Satu persatu ramalan cendikiawan kucoba wujudkan, dengan sedikit perubahan strategi dan