Pentingnya Ber-IKMARO bagi Mahasiswa Tuban

Selamat datang di Universitas Trunojoyo Madura. Sekali lagi saya ucapkan selamat datang kepada mahasiswa yang sedang melanjutkan pedidikan tinggi di UTM, yang merupakan salah satu Universitas negeri terbaik se-Madura. Seperti halnya Universitas lain, UTM memiliki mahasiswa yang berasal dari beragam daerah dari seluruh penjuru di Indonesia. Seorang mahasiswa mempunyai tuntutan untuk terus ikut andil dalam pembangunan dalam hal pendidikan, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika dalam tataran Universitas terdapat Trifungsi Mahasiswa yang didalamnya menjelaskan fungsi-fungsi mahasiswa yang diharapkan. Sebagai implementasi Trifungsi Mahasiswa, mahasiswa wajib memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sebagai mahasiswa. Trifungsi tersebut diharapkan menjadi pedoman untuk bagaimana mahasiswa akan berpikir dan bertindak disegala kondisi dan diberbagai tempat, termasuk masyarakat.

Berdasarkan fungsi yang harus dijalankan tersebut, dibentuklah berbagai macam bentuk organisasi beserta isinya yang terdapat dalam kampus. Mulai dari organisasi internal kampus (intra), organisasi eksternal (ormek), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), sampai Organisasi Kedaerahan (Organda). Dalam keseluruhan organisasi yang telah disebutkan diatas mempunyai kegiatan yang sangat beragam, berbagai macam ideologi pula yang dianut. Bagi mahasiswa organisatoris, kebanyakan dari mereka akan memilih untuk aktif diorganisasi tidak hanya satu saja. Dengan tujuan-tujuan tertentu mereka akan memilih organisasi yang lebih sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Dalam tulisan kali ini saya akan sedikit menekankan pembahasan pada organisasi kedaerahan (Organda). Organda merupakan organisasi yang terbentuk dari mahasiswa-mahasiswa yang berada dalam satu daerah. Tujuan organda pun tidak seperti kebanyakan organisasi yang berada di kampus, yaitu lebih mengedepankan kekeluargaan dari mahasiswa satu daerah yang kuliah di Universitas yang sama. Dibentuknya Organda diharapkan menjadi wadah yang dapat meningkatkan solidaritas mahasiswa yang berasal dari suatu daerah yang sama. Secara legalitas, memang organda tidak termasuk dalam organisasi internal kampus atau organisasi yang legal dan diakui keberadaanya oleh pihak kampus. Namun dalam penerapanya, Organda memiliki fungsi ataupun tujuan yang sesuai dengan fungsi mahasiswa itu sendiri. Tak sedikit Organda yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan  semua yang bersangkutan tersebut dijadikannya sebagai program kerja.

Pada realitasnya, Organda selalu dinomorduakan oleh mahasiswa dengan alasan-alasan tertentu. Seperti halnya Ikatan Mahasiswa Ronggolawe (IKMARO). Ikmaro merupakan Organda yang menampung seluruh mahasiswa UTM yang pernah dan tinggal di Kabupaten Tuban. Ikmaro berdiri pada tahun 2013 yang saat itu terdiri dari 5 mahasiswa saja. Mengalami beberapa proses yang panjang akhirnya resmi didirikan tepat 27 Oktober 2013. Sampai saat ini, mahasiswa yang berasal dari Tuban semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Mengenai keanggotaan, seluruh mahasiswa UTM yang berasal dari Tuban tersebut secara otomatis menjadi anggota Ikmaro. Berdasarkan data yang diperoleh, untuk saat ini anggota Ikmaro terdapat 300 lebih mahasiswa. Namun, dari jumlah tersebut tidak keseluruhannya aktif. Yang dimaksudkan aktif disini adalah anggota yang benar-benar berkontribusi dan partisipatif dalam seluruh kegiatan Ikmaro.

Mengapa Ikmaro dinomorduakan?

Pertanyaan tersebut selalu muncul setiap kali kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikmaro selalu terkendala oleh sumber daya manusia. Ya, hal ini bukan suatu hal baru lagi bagi Ikmaro, karena memang dari kesekian banyaknya anggota hanya beberapa saja yang benar-benar berpartisipasi. Dari permasalahan tersebut, jawabannya pun sangat beragam. Pertama, Ikmaro merupakan organisasi yang tidak legal kampus. Hal ini nyata dan masuk akal, bagi mahasiswa yang lebih mementingkan berburu SK organisasi daripada manfaat yang diberikan oleh suatu organisasi. Kedua, Ikmaro tidak memberikan Eksistensi yang tinggi kepada anggotanya. Ya, menurut perspektif mahasiswa yang ingin eksis didalam kampus, hal ini menjadi alasan utama. Karena dinilai Ikmaro tidak dapat menunjang popularitas dalam kampus seperti yang diinginkan, maka mahasiswa tersebut akan menomorduakan Ikmaro. Ketiga, kegiatan-kegiatan yang dilakukan Ikmaro bersifat mandiri. Artinya, kegiatan tersebut murni dari usaha yang dilakukan oleh pengurus dan anggota Ikmaro saja tanpa ada instansi yang bertanggung jawab dan menunjang dari segi dana, perlengkapan, jaringan dan sebagainya. Dengan alasan tersebut, anggota Ikmaro akan berpikir kedua kali untuk aktif dalam kegiatannya.

Ketiga jawaban tersebut merupakan jawaban yang seringkali dipermasalahkan para anggota-anggota Ikmaro yang ingin aktif. Padahal, seharusnya Ikmaro menjadi wadah ketika mereka ingin mengetahui tentang bagaimana perkembangan kondisi teman-teman kuliah sekaligus masyarakat didaerah mereka. Hal tersebut dapat dihubungkan melalui Ikmaro. Pun, masalah jawaban tersebut dapat disanggah ketika mereka benar-benar paham dan mengerti apa tujuan Ikmaro.

Apa pentingnya ber-Ikmaro bagi mahasiswa Tuban?

Setelah penjelasan kendala anggota Ikmaro yang dijelaskan pada paragraf diatas, dalam pembahasan kali ini akan menjelaskan apa pentingnya aktif dalam Ikmaro. Perlu diketahui, Ikmaro merupakan organisasi yang tidak melarang para anggotanya untuk aktif dalam organisasi-organisasi yang ada di kampus. Namun, Ikmaro lebih menekankan bagaimana kesadaran mahasiswa itu sendiri untuk selalu mengingat daerah masing-masing yang mereka tinggalkan sementara untuk melanjutkan studinya dibangku perkuliahan saat ini. Ikmaro sebenarnya akan mendukung dan mendorong para anggotanya untuk aktif didalam organisasi apapun dalam kampus yang pada akhirnya pengalaman dan apa yang mereka dapat dari organisasi tersebut dapat diterapkan pada masyarakat Tuban melalui Ikmaro. Karena sejauh apapun tempat mahasiswa belajar, pastinya hasil yang mereka peroleh akan kembali pada rumah masing-masing, yaitu masyarakat.

Pentingnya ber-Ikmaro salah satunya dapat memahami dan menganalisis bagaimana kondisi nyata masyarakat Tuban yang ada saat ini. Kondisi tersebut dalam bidang apa saja, mulai dari ekonomi, pendidikan, pertanian, sosial, sampai kondisi perpolitikan yang pastinya dalam bidang-bidang tersebut mengalami permasalahan. Setelah memahami kondisi tersebut, melalui Ikmaro yang merupakan jembatan antara mahasiswa dengan masyarakat dapat memberikan suatu perubahan atau penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat didaerah tertentu. Hal tersebut adalah salah satu bentuk pentingnya Ikmaro dalam hal pengabdian masyarakat Tuban. Misalnya, dalam program kerja Ikmaro terdapat baksos, baksos tersebut diadakan tiap tahunan yang bertempatkan disalah satu desa di Kabupaten Tuban. Melalui kemampuan setiap anggota Ikmaro yang terdiri dari beragam program studi sesuai yang dipelajari di jurusan dapat membuat suatu kegiatan yang berdasarkan pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut adalah contoh kecil yang dilakukan oleh anggota Ikmaro yang dapat bermanfaat besar bagi masyarakat Tuban.

Disisi lain, Ikmaro yang merupakan organisasi yang lebih mengedepankan kekeluargaan, dalam hal ini dapat membantu mahasiswa Tuban yang berasal dari berbagai desa, kecamatan, atau daerah lainnya mendekatkan dengan mahasiswa dari daerah yang lain. Dengan kedekatan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai jaringan ketika membutuhkan bantuan dalam bentuk informasi kedaerahan yang dapat memperluas wawasan sebagai masyarakat Tuban.

Penjelasan-penjelasan  tersebut diharapkan dapat menjadikan Ikmaro sebagai organisasi yang tidak dilupakan oleh mahasiswa-mahasiswa UTM yang berasal dari Tuban. Karena Ikmaro yang didalam tujuannya terkandung fungsi mahasiswa sesungguhnya yang membuat mahasiswa tidak lupa tentang daerahnya masing-masing. Jadikanlah Ikmaro sebagai rumah sendiri, dan organisasi lain adalah rumah orang lain. Logikanya, jika bertamu dirumah orang lain pastinya akan disuguhi berbagai macam tawaran yang menggiurkan, akan tetapi bersifat sementara karena sebagai tamu. Sedangkan jika dirumah sendiri, bagaimanapun keadaannya, nyaman tidak nyaman, itu adalah rumah sendiri yang merupakan tempat untuk pulang. Jika terdapat hal yang membuat tidak nyaman, maka perbaikilah bukan pergi dari rumah.

Comments