Posts

Yang Dianggap Benar Belum Tentu Salah

Image
Salah satu alat mencapai kebenaran adalah pembuktian, bukan pembenaran gambar: Pixabay.com Sebelumnya, biar kuberitahu jika cerita ini diadopsi dari kisah nyata di warung kopi, bukan dari kisah kasih di sekolah. Jadi, sore itu di warung kopi depan kampus, kulihat tiga pemuda datang berjalan disebelahku, mereka menuju kasir, kemudian duduk di depan bangku tempatku berada. Lalu kuperhatikan wajah ketiganya, dan ternyata aku mengenalinya.  Namanya Sunandar, Sukri, dan Sukirom. Sebut saja mereka “Triasu”. Nama belakangnya aku tak tahu-menahu. Tetapi jika kalian memaksaku menyebutkan, akan kucarikan dan kuperlihatkan. Nama belakang Sunandar adalah Management, nama belakang Sukri adalah Sosiologi, dan Sukirom adalah Supreme–gabungkan saja. Kudapatkan nama belakang itu dari jaket yang dikenakannya. Setelah mereka menyapa dan menyalamiku, mereka kembali ke tempat duduknya semula. Sengaja aku tak gabung dengannya. Aku hanya ingin menikmati waktu sore itu dengan baca b

Isu Perempuan dan Gender Tak Pernah Usai, Kenapa?

Image
Bahwa soal perempuan justru semakin menjadi most debated—selalu menjadi perdebatan dalam masyarakat. Di negara kita, Indonesia, isu perempuan dan kesetaraan gender sepertinya selalu tak pernah henti menjadikan telinga kita panas. Pembicaraan perempuan dan kesetaraan gender memang sudah bukan suatu hal yang tabu lagi, namun dari beberapa peristiwa dalam masyarakat selalu menarik kembali pada satu benang persoalan, kesetaraan gender ( gender equality ). Lantas, mengapa soal perempuan dan kesetaraan gender selalu kita bicarakan? Bung Karno dalam bukunya, Sarinah , menjawab tegas bahwa soal wanita adalah soal masyarakat! Artinya, ketika berbicara soal masyarakat juga harus berbicara tentang apa saja isi dari masyarakat, laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender yang cita-citakan semakin menuai perdebatan bagi dua kalangan manusia—kaum laki-laki dan perempuan. Betapa tidak, berbicara soal gender seperti bicara sesuatu yang kabur dan utopis semata. Kesetaraan gender y

Omnibus Law, Menuju Kapitalis Satu Dimensi

Image
sumber gambar: anthony budiman K apitalis tahap lanjut telah membuat masyarakat menjadi satu dimensi , salah satunnya dengan kekuatan Omnibus Law. Draf Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja menimbulkan pro-kontra bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena dampak langsung oleh pasal-pasal kontroversial didalamnya. Mengutip Sindonews.com, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkap sembilan poin kontroversial dalam Omnibus Law Cipta Kerja. Untuk itu KSPI menolak draf Omnibus Law Cipta Kerja yang telah diserahkan pemerintahan ke DPR. Adapun dampak sembilan pasal yang dinilai kontroversial tersebut; hilangnya upah minimum, hilangnya pesangon, PHK sangat mudah dilakukan, karyawan kontrak seumur hidup, outsourcing seumur hidup, jam kerja yang eksploitatif, TKA buruh kasar unskill worker berpotensi bebas masuk ke Indonesia, hilangnya jaminan sosial, sanksi pidana hilang Munculnya Omnibus Law atau yang dikenal dengan Undang-Undang